#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Benvenuto

Selamat datang bagi yang nyasar, tersesat, atau memang sengaja masuk ke Ruang Vita. Ruang ini memang berantakan, gelap, dan tidak mempesona, tapi semoga berkenan menyusurinya....

Senin, 24 Agustus 2009

Ah… Kamu

Sejak awal bertemu, aku merasa kamu akan menjadi salah satu potongan mozaik terbesar dalam hidupku. Feelingku benar. Tangan-tangan gaib sering kali menaruh sosok kita di tempat yang sama. Kepentingan yang sama menjadi bagian pondasi jembatan di antara kita.

Di satu masa, tak ragu lagi untuk saling bermanja. Aku pun kerap kali mewujudkan permintaan-permintaan kecilmu. Satu sama lain selalu menjadi pendengar yang baik. Saling menguatkan di saat rapuh, memberikan air di saat ada kobaran api yang menyala hebat dalam dada.

Perhatian-perhatian kecil tercurah hingga menjadi bukit yang mempesona. Ada yang berbeda tetapi menyenangkan dalam setiap tatapan matamu. Ada yang menyejukkan dalam tiap katamu. Betapa indahnya hari-hari saat aku menjadi bagian dari helaan nafasmu. Juga saat namaku selalu melintas di benakmu sejak matahari terbit suatu pagi hingga terbit lagi di keesokan harinya.

Tidak selamanya ada senyum di antara aku dan kamu. Kadang ada marah, ada air mata, ada kesal, dan ada cemburu. Hingga satu ketika, jembatan yang membentang di antara kita retak. Itulah titik balik. Karena tak lama kemudian, semua hancur berantakan.

Aku tak pernah kuasa katakan yang sejujurnya. Aku tak pernah sanggup akui semua. Dibanding kamu, mungkin aku yang paling tidak jujur. Di banding kamu, mungkin aku yang paling tidak peka dan selalu terlambat sadar. Tapi kupikir ini yang terbaik.

Aku tidak pernah menyesali hadirmu dalam hari-hariku. Aku juga tidak pernah menyesali ada kata-kata ‘halo’ pada awalnya dan ada kata ‘bye’ pada akhirnya. Bukankah setiap permulaan selalu ada akhir. Tapi aku yakin, akhir dari sesuatu terkadang menjadi permulaan dari sesuatu hal.

Tiap menitku untukmu sangat berharga sampai kapanpun. Makanya aku nggak akan pernah menghapus semua kenangan itu. Kamu punya tempat sendiri di hati aku. Selamanya kamu akan jadi orang yang penting dalam hidupku. Meski aku tahu kamu tidak pernah menjadi masa depanku. Sesuatu yang memang sudah aku sadari sejak awal. Adanya kamu buatku dan aku buatmu di masa itu mungkin suatu kesalahan, tapi sekali lagi, aku tidak akan pernah menyesal pernah mengenalmu dan memberi tempat istimewa buatmu. Because loving you was my favorite mistake.

Aku tidak bermaksud apa-apa menulis barisan kata-kata ini. Aku hanya mengenangmu karena tiba-tiba bayangan besarmu melintas. Aku akan selalu berterimakasih buat semua yang udah kamu berikan ke aku, meski di saat terakhir kamu memberi air mata….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar