#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Benvenuto

Selamat datang bagi yang nyasar, tersesat, atau memang sengaja masuk ke Ruang Vita. Ruang ini memang berantakan, gelap, dan tidak mempesona, tapi semoga berkenan menyusurinya....

Rabu, 02 September 2009

Nomor Scirea Untuk Grosso

20 Tahun sudah legenda Juventus Gaetano Scirea tewas dalam kecelakaan di Polandia. Nomor punggung 6 yang dulu pernah dipakai Scirea, kini dipakai bek baru Juve, Fabio Grosso. Grosso pun merasa bangga.

“Memakai nomor punggung 6 Juventus menjadi kebanggaan dan kehormatan besar,” ujar Grosso seperti dikutip dari juventus.it 2 September 2009.

Grosso merasa menjadi bagian dari sejarah luar biasa Juventus dan persepakbolaan Italia. Sebab Scirea adalah legenda sepakbola yang selalu menjadi contoh bagi para pesepakbola. “Saya berharap mendapat kepercayaan dari klub dan bisa membalas sambutan dan perhatian yang telah diberikan suporter dan teman-teman se-tim,” imbuh dia.

Scirea memulai debutnya di Serie-A bersama Atalanta pada 24 September 1972 saat melawan Cagliari. Pada 1974, Scirea bergabung dengan Juventus dan tampil sebanyak 552 kali hingga 1988. Itulah rekor penampilan terbanyak pemain Juve selama dua dekade hingga akhirnya dipatahkan oleh Alessandro del Piero. Bersama La Vecchia Signora, pria yang pernah pula membela Gli Azzuri ini meraih 7 scudetti, 2 Coppa Italia, 1 Champions Cup, 1 Continental Cup, 1 Winners Cup, 1 European Super Cup dan 1 UEFA Cup. Pada 1982, libero itu turut serta meraih gelar Piala Dunia bersama Timnas Italia.

Bagaimana Scirea di mata rekan-rekannya?

Dino Zoff: “Gaetano? Seorang pria dan pesepakbola luar biasa. Satu contoh gaya dan kelas di lapangan maupun di luar lapangan. Dengannya saya berbagi momen-momen hebat.”

“Saat kami masih bersama, kami jarang membutuhkan kata-kata. Melihat saja sudah cukup. Dia akan menjadi pelatih hebat jika memiliki kesempatan: dia meyakinkan dan mencintai mengajar.”

Franco Causio: ”Dia datang ke Turin ketika masih sangat muda, sedangkan waktu itu saya lebih tua. Saya bisa mengatakan bahwa saya melihat dia tumbuh: pemuda, tunangan, suami, ayah yang patut dicontoh. Dia pria pemalu dan baik, bahkan terlalu baik. Saya sering bilang ke dia untuk bereaksi, untuk sedikit kasar pada lawan: ketenangannya membuat saya marah. Anda tahu apa yang dia katakan? ‘Saya tidak bisa.’ Dia mengatakan demikian dengan senyum di bibir dan itu memenangkan. Saya tidak pernah melihat dia marah.”

“Kami melewatkan tahun-tahun terbaik dari hidup kami bersama-sama, menang banyak dan berbagi kebahagian besar. Ketika saya meninggalkan Juve, kami masih sangat dekat. Tidak mungkin untuk tidak mencintainya. Tidak mungkin untuk berbicara buruk padanya. Saya sangat mencintainya.”

Marco Tardelli (orang yang pernah bermain petak umpet dengan Scirea): “Dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia tetapi sangat sederhana untuk dikatakan dan dipikirkan. Caranya menjadi pendiam dan berkelakuan mungkin mengambil peluangnya untuk menjadi lebih baik untuk diketahui namun hal itu benar-benar memenangkan kemuliaannya, penghormatan dan persahabatannya kepada setiap orang, fans Juventus maupun yang bukan.”

Stefano Tacconi: “Dengan Gaetano saya hanya berbagi kebahagiaan: bersama kami memenangkan semua yang ada. Dalam sepakbola tahunan hanya 5 pemain yang memenangkan semua turnamen internasional: Blind dari Ajax, Brio (Sergio Brio), Cabrini (Antonio Cabrini), Gaetano dan saya sendiri. Itulah alasan untuk bangga mampu menulis halaman-halaman itu bersama-sama dan menjadi temannya.”

Scirea lahir di Milan pada 25 Mei 1953. Dia tewas dalam kecelakaan lalulintas di Polandia pada 3 September 1989. Insiden tersebut terjadi saat Scirea menjalankan tugasnya sebagai asisten pelatih Juventus untuk melihat calon lawan Juventus di perhelatan UEFA Cup saat itu. Sepanjang karirnya sebagai pesepakbola, Scirea tidak pernah mendapatkan kartu merah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar